Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Rainbow Cake

Rainbow Cake atau kue pelangi adalah salah satu kue lezat dan nikmat yang bisa anda buat sebagai sajian spesial untuk keluarga tercinta. Bentuknya yang indah dengan warna-warni menyerupai pelangi memberikan kesan indah apalagi dengan rasanya yang lezat menggugah selera.



Cara membuatnya pun mudah saja kok. Bahan-bahannya juga bisa anda temukan dengan mudah di daerah tempat tinggal anda. Kue ini juga bisa dijadikan peluang usaha lhoo, bisa anda jual kepada tetangga atau dititpkan ke warung-warung. Yukk langsung kita buat saja yukk.

Bahan-bahan

  • tepung terigu, 150gr
  • mentega yang sudah dilelehkan, 100gr 
  • gula pasir, 100gr 
  • 3 buah kuning telur
  • susu bubuk, 15gr
  • 7 buah putih telur
  • 1 sdt emulsifier/TBM 
  • 1/4 sdt garam
  • Pewarna makanan pelangi ( merah jingga, hijau,biru , nila , ungu dan lainnya )
Bahan Olesan kue
  • Butter cream putih atau whip cream
  • meises warna-warni, permen warna-warni, atau sesuai selera.
Cara Membuat Kue Rainbow Cake Lembut
  1. Pertama-tama, telur dikocok lalu masukan garam, gula pasir dan emulsifier kedalam mixer hingga mengembang.
  2. Masukan tepung terigu dan susu bubuk yang sudah diayak lembut terlebih dahulu. Tambahkan mentega sambil aduk--aduk.
  3. Setelah itu, bagi adonan dalam 6 bagian dalam wadah terpisah-pisah. lalu beri warna makanan yang berbeda.
  4. Tuang adonan dalam sebuah loyang bulat berdiameter 22cm yang sudah terlebih dulu diolesi dengan mentega. Panggang dalam suhu 180 derajat celcius selama kurang lebih 30menit atau hingga matang.
  5. Lakukan hingga ke enam adonan selesai.
  6. Kue rainbow disusun sesuai selera.
  7. Kue dilapiskan dengan butter cream atau whip cream. Supaya lebih cantik bisa tambahkan meises warna-warni.
  8. Angkat dan sajikan.
Bagaimana mudah bukan cara membuatnya?
Demikiann Resep Kue Rainbow Cake Lembut

                                      

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hijab syar'i :)


Saya bukanlah pemakai jilbab, karenany saya tidak memiliki pengalaman dalam hal ini. Namun setidaknya dengan seringnya mengamati fenomena jilbab, hijab dan kerudung saat ini saya pun menuliskan sebuah status pada akun facebook mengenai hal ini. Status pertama saya langsung mendapat respon dari beberapa teman saya (terutama yang perempuan), sebagian diantaranya ada yang setuju dan sebagian diantaranya justru menolak.
Tidak mengapa, karena itu sangat wajar. Atas penolakan itu pun akhirnya saya harus membuat status tambahan sebagai penjelas mengenai masalah Jilbab ini. Untuk lebih lengkapnya silakan simak status pertama dan kedua dari akun facebook saya.
Mengapa perlu memakai jilbab syar’i?
1. Karena jilbab syar’i membuat anda lebih disayang Allah.. jika sebelumnya sudah diberi pahala karena sudah membungkus badan (walaupun juga msh berdosa krn blm sempurna), maka dengan memakai jilbab syar’i anda akan lebih banyak mendapat pahala
2. Dengan memakai jilbab syar’i anda akan lebih terjaga.. tidak hanya dijaga oleh Allah, namun seluruh ummat islam akan lebih menjaga seorang yg berjilbab syar’i dibanding yg hanya berkerudung atau berhijab aneh
3. Dengan memakai jilbab syar’i pun peluang anda untuk mendapatkan lelaki sholih lebih luas dibanding mendapat lelaki nakal..
Saya ingat seorang berkata, “andaikan perempuan2 itu tuh pada pakai jilbab syar’i tentu mereka memiliki peluang untuk ‘dipilih’ oleh mas2 yg baik,, karena ketika mbak2 itu cuma pakai kerudung kecil, mereka sama sekali nggak punya kesempatan unt dipilih oleh mas2 baik itu.. masalahnya mas2 baik tuh sudah mengikrarkan unt hanya memilih mbak2 yg baik pula..”
Hmm, kalo gini kan kesimpulannya perempuan berkerudung kecil, kecil kemungkinannya unt mendapatkan laki2 baik.. hehe
Silakan kalo mau protes.. tapi kalo protesnya emosi, nggak akan saya tanggapi, ahahaha
nah, tulisan diatas adalah status pertama saya. status tersebut saya tulis langsung sambil menonton acara khazanah di trans7 yang ketika itu juga sedang membahas masalah kerudung bagi polwan. ungkapan persetujuan saya kira tak perlu saya bahas, namun ungkapan ketidak setujuan yang saya terima, muncul dengan beberapa sudut pandang, bagus sekali. diantaranya adalah
  1. bagaimana jika seseorang berkerudung kecil namun menambah dengan jas besar karena lingkungan dalam bermadzhabnya mendukung hal tersebut. (karena ini berbicara masalah perbedaan madzhab, saya pun langsung mengatakan bahwa itu diluar pembahasan, karena dalam status pertama diatas saya menitik beratkan pada pemakai model hijab dan kerudung kecil dan busana ketat lainnya, tentu dalam hal ini tidak ada satu madzhab pun yang memperbolehkannya.
  2. kemudian ada lagi yang tidak terima jika dikatakan seorang yang berkurung kecil otomatis dia buruk, karena di dalam hatinya bisa jadi dia adalah seorang yang baik.
nah, atas pernyataan diatas akhirnya saya pun membuat status kedua sebagai penjelas. silakan disimak
Ehm.. gini.. menyambung masalah #jilbab#hijab dan #kerudung tadi..
Sebenernya ini pernah saya tuliskan sekian bulan yg lalu, tapi tak mengapa jika saya tulis kembali dg redaksi yg berbeda, hehe..
Masalah hati seseorang tentu dia sendiri yg mengetahuinya, jangankan seorang yg sebatas teman, seorang ibu pun yg sering dikatakan memiliki hubungan dekat dg anak tetep tak memiliki kemampuan untuk membaca isi hatinya..
dalam dunia pendidikan pun tak ada disiplin ilmu untuk mengetahui kejiwaan seseorang, yang ada adalah ilmu yang membahas gejala kejiwaan.. jadi yg dibahas adalah gejalanya, bukan jiwanya secara langsung.. ilmu itu namanya psikologi..
Nah karenanya, jangan paksa saya untuk membaca jiwa anda satu persatu, karena saya tak mungkin mampu.. namun jika anda meminta saya untuk membaca dari gejala2 anda, maka insya Allah akan saya lakukan.. diantara cara saya untuk membaca gejala kejiwaan seorang tuh sholihah ataukah tidak yakni dengan melihat seperti apa perhatian dia terhadap jilbab..
Untuk kali ini saya ubah istilahnya menjadi ‘seperti apa perhatiannya terhadap jilbab’, bedakan dengan istilah dalam status sebelumnya yg langsung saya sebut ‘seperti apa jilbabnya’,, semoga nggak ada lagi kesalah pahaman..
Mengapa saya bedakan istilah itu, karena bisa jadi ada kondisi tertentu dimana seorang perempuan sangat ingin memakai jilbab syar’i namun ada kendala yg menghalangi.. dia akan tetap saya acungi jempol.. namun adakalanya ada seorang berjilbab syar’i namun hanya karena paksaan suami, begitu dia bercerai, si perempuan kembali berkerudung kecil dan memakai celana ke luar rumah (ini kasus nyata). Kasus diatas saya ketahui bukan dari hatinya, karena saya nggak bisa membaca hatinya, tapi justru dia sendiri yg menceritakannya.. (tolong jangan lagi buat2 alasan kalau dia sedang bertaqiyah, ahahaha)
Oke, satu lagi., saya juga sangat menghargai ‘proses’.. bahkan dalam suatu kasus saya pernah menilai seorang perempuan yg masih berkerudung kecil namun berkali2 mengatakan bahwa dirinya sedang belajar dan berusaha memperbaiki dirinya.. orang seperti ini dihadapan saya akan saya beri jempol lebih dibanding seorang perempuan yg sudah berjilbab baik namun dia merasa dirinya sudah baik sehingga nggak mau lagi untuk belajar.. (ingat, contoh terakhir ini bukan tipe saya, ahahaha)..
Oke, jadi jelas yaa.. jilbab itu tetaplah simbol kesholihahan, namun ada kondisi tertentu yg dapat menbuatnya dinilai berbeda.. kemudian masalah isi hati, jangan paksa saya untuk membacanya, namun saya membacanya dari gejala yg saya lihat atau saya dengar..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Transparent Sexy Pink Heart